Sejarah dinosaurus dan kepunahannya, Dinosaurus muncul pertama kali sekitar 225 juta tahun yang lalu pada
Zaman Trias. Binatang ini terus hidup sampai Zaman Jura dan berkembang
menjadi raksasa pada Zaman Kapur. Sekitar 65 juta tahun yang lalu, pada
akhir Zaman Kapur, dinosaurus lenyap dari muka bumi.
Unenlagia comahuensis (Novas, 1997)
Sekarang ini setiap orang sudah mendengar mengenai dinosaurus. Dari
anak-anak sampai orang dewasa telah melihat gambar mereka dan banyak
orang mengira dinosaurus-dinosaurus itu telah punah 65 juta tahun
sebelum manusia ada di bumi. Pandangan mengenai dinosaurus ini sangat
berhubungan erat dengan teori evolusi.
Para penganut paham evolusi mengatakan bahwa dinosaurus pernah hidup di
bumi ini antara 65 sampai 230 juta tahun yang lalu. Dinosaurus ditemukan
hanya di 3 kolom geologis yaitu : Triassic, Jurassic, dan Cretaceous.
Evolusionis menamakan tiga lapisan tanah tersebut dengan nama zaman
Mesozoic. Itulah zaman yang mereka berikan untuk zaman dinosaurus.
Menurut mereka makhluk-makhluk ini punah pada akhir zaman Mesozoik
(Cretaceous). Teori evolusi mengajarkan bahwa dinosaurus sudah punah
kira-kira 65 juta tahun sebelum manusia mulai berevolusi.
Pandangan dari teori evolusi berbeda dari para ilmuwan yang percaya pada
teori penciptaan. Ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan tersebut
berpendapat bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta tahun yang lalu namun
hidup bersama-sama dengan manusia. Dinosaurus diciptakan oleh Tuhan dan
bukan melalui evolusi reptil.
Sejarah Penemuan Dinosaurus
Tulang-tulang mereka sangat besar ketika ditemukan tahun 1677 oleh Dr.
Robert Plot. Tulang-tulang itu dikira adalah tulang gajah raksasa. Nama
pertama yang diberikan kepada binatang ini adalah Scrotum humanum. Hal
ini terjadi 2 abad sebelum nama “dinosaurus” dimunculkan.
Pada 1822, Mary Anne Mantell berjalan-jalan di sebuah jalan raya di
Sussex. Berdasarkan tradisi, ia menemukan sebuah tulang yang berkilau
ditimpah sinar matahari, dan membawa pulang tulang tersebut untuk
ditunjukkan kepada suaminya Dr. Gideon Mantell, dokter Inggris dan
pemburu fosil amatir. Dr Mantell mengumumkan bahwa tulang tersebut
mempunyai sebuah gigi yang lebih besar dari reptil modern.
Ia menyimpulkan bahwa tulang ini adalah tulang reptil pemakan tumbuhan
yang sudah punah dengan gigi seperti seekor iguana. Pada tahun 1825, Dr
Mantell menamakan fosil tersebut Iguanodon (gigi iguana). Dr. Mantelllah
yang mempopulerkan jaman reptil-reptil. Tahun 1841 anatomis dan
paleontologis Inggris, Sir Richard Owen, yang secara kebetulan adalah
lawan terkuat Charles Darwin, menemukan kata “dinosaurus”. Secara
teknis, dinosaurus menunjuk pada makhluk raksasa yang menyerupai reptil
yang hidup di darat bukan di air. Kata ini berarti “kadal yang
mengerikan”. Tulang rahang Tyrannosaurus rex, panjang 6 kaki dengan gigi
6 inchi panjangnya, tentunya cocok dengan nama “kadal yang
mengerikan”.
Dinosaurus Diciptakan atau Berevolusi ?
Sejak penemuan Dr. Mantell, fosil-fosil dinosaurus telah ditemukan di
beberapa benua di dunia, dari jauh ke utara seperti Alaska dan jauh ke
selatan seperti Antartika. Dinosaurus itu ada dalam berbagai ukuran,
bentuk, dan jenis. Fosil-fosil dinosaurus merupakan studi kasus yang
menarik untuk membuktikan penciptaan atau teori evolusi. Ada berbagai
jenis dinosaurus. Beberapa berukuran kecil seperti ayam dan yang lain
ada yang berukuran sangat besar sehingga beratnya kira-kira 8 ton.
Banyak dari antara dinosaurus tersebut mempunyai struktur tulang yang
lain dari biasanya. Karena itu, jika dinosaurus berevolusi dari sekitar
230 juta tahun yang lalu, dimulai dari sejenis reptil (menurut
kepercayaan evolusionis), maka harus ada ribuan makhluk perantara.
Selama jangka waktu tersebut, jutaan dinosaurus hidup dan mati. Kalau
teori evolusi benar, museum-museum dapat menampilkan ribuan bentuk
transisi reptil–dinosaurus yang tak dapat dibantah. Jika penciptaan
benar, setiap jenis dinosaurus muncul dalam bentuk yang sudah jadi dari
sejak permulaan dicipta, tidak ada jenis fosil perantara yang
mengisyaratkan bahwa dinosaurus ini berevolusi dari seekor nenek
moyangnya.
Fosil-fosil dinosaurus menunjukkan dengan sangat jelas bahwa tiap satu
jenis dinosaurus yang ditemukan sudah dalam bentuk utuh, tidak ada bukti
bahwa binatang ini berevolusi dari jenis makhluk sebelumnya.
Brontosaurus, kesalahan rekonstruksi
Kalau kita mengunjungi musim kelas dunia, kita akan menemukan banyak
sekali bukti mengenai dinosaurus. Tulang-tulang dan tengkorak telah
digali dari bumi dan semuanya menunjukkan adanya makhluk hidup yang
sangat besar yang pernah hidup di bumi. Tetapi ketika tulang-tulang itu
disusun, ilmuwan tidak selalu membuat rekonstruksi yang akurat. Setiap
orang telah mendengar atau melihat gambar Brontosaurus dengan lehernya
yang panjang, tetapi tidak banyak orang yang tahu bahwa Brontosaurus itu
adalah sebuah kesalahan. Ilmuwan-ilmuwan menemukan bahwa mereka telah
menaruh fosil kepala yang salah pada fosil badan yang salah pula.
Dua peneliti dari Institut Carnegie telah membuktikan bahwa
tulang-tulang Brontosaurus di 5 museum utama, termasuk di museum
Carnegie sendiri, telah menaruh kepala yang salah. Kedua orang itu, pada
tahun 1979, telah memberitahukan media cetak bahwa deskripsi yang
diberikan oleh Dr. O.C. Marsh, ahli fosil yang terkenal dari Yale,
berdasarkan data tulang kepala yang salah.
Dalam artikel “Scientist Claim Brontosaurus Given Wrong Head”
(Pittsburgh: Associated Press, October 10, 1979), Berman menjelaskan
bahwa Marsh sebenarnya mengunakan tulang kepala yang ditemukan 3 atau 4
mil jauhnya dari tulang badannya. Tetapi tidak ada orang yang
mengetahuinya. Marsh tidak memberitahukan hal ini dalam artikelnya.
Tidak ada bukti bahwa tulang kepala ini ada hubungannya dengan
Brontosaurus. Anda dapat mencek hal ini dalam Marsh’s Dinosaurus yang
ditulis John H. Ostrom dan John S. McIntosh (New Have, Connecticut: Yale
University Press, 1966), halaman 244.
Kemudian setelah diberikan kepala yang baru pada Brontosaurus maka
makhluk itu lebih menyerupai Diplodocus. Kepala yang salah itu
sebenarnya milik dinosaurus yang telah ditemukan sebelumnya yaitu
Apatosaurus. Kesimpulannya adalah Brontosaurus tidak pernah ada. Karena
alasan itu maka Brontosaurus tidak disebut dalam The New Dinosaur
Dictionary karangan Donald. F. Glut (Citadel Press, Secaucus, New
Jersey, 1982).
Rekonstruksi Dinosaurus
Sangat penting untuk diketahui bahwa pada saat ilmuwan mengali sejumlah
tulang-tulang, mereka tidak menemukan tulang tersebut beserta dagingnya.
Walaupun mereka menemukan semua tulang-tulangnya secara lengkap (dan
biasanya lebih sering ditemukan hanya beberapa bagian saja), mereka
hanya mempunyai data 40 persen untuk menjelaskan bagaimana rupa makhluk
tersebut.
Tulang-tulang itu tidak menceritakan bagaimana warna binatang itu atau
apa yang ia makan. Sedikit sekali bukti fosil mengenai makanan
dinosaurus. Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus merupakan
pengecualian karena isi perutnya ada yang ditemukan dalam bentuk fosil
yang masih utuh. Bukti bahwa Deinonikhus memangsa Tenontosaurus juga
ditemukan. Makanan kebanyakan dinosaurus hanya dapat diduga-duga saja
berdasarkan data yang didapat oleh para peneliti dari gigi dinosaurus
yang telah menjadi fosil.
Gigi-gigi tajam yang dimiliki hanya menjelaskan bagaimana ia merobek
makanannya tetapi bukan makanan apa yang dirobeknya. Ketika
merekonstruksi dinosaurus yang besar dari sisa-sisa tulang, ilmuwan
membuat berbagai asumsi. Seperti, beberapa pernyataaan mengenai apa yang
dinosaurus lakukan atau di mana mereka tinggal adalah penuh dengan
dugaan-dugaan belaka. Dalam film The Lost World dibicarakan mengenai
tingkah laku Dinosaurus. Makhluk liar hasil cloning ini bisa mencium bau
asap rokok dari jarak beberapa mil, punya intelegensi yang tinggi,
menjaga dan memelihara bayinya, bisa balas dendam, dsb. Tidak satu pun
dari hal-hal tersebut yang bisa diketahui dari fosil tulang belulang
dinosaurus.
Asteroid Pembunuh Dinosaurus
Sampai saat ini, astronom telah mengetahui lebih dari 40 keluarga
asteroid, pecahan dari tubuh yang lebih besar, dan menghitung kapan
ledakan itu terjadi. Namun, mereka belum berhasil menemukan asteroid
mana yang bertanggung jawab atas kepunahan besar tersebut.
Dinosaurus, baik besar maupun kecil, pernah menguasai bumi sedikitnya
120 juta tahun sampai periode Cretaceous. Kemudian mereka menghilang
dalam beberapa ribu tahun, sesuai dengan bukti fosil, ketika periode
Tertiary dimulai sekitar 65 juta tahun lalu.
Menghilangnya dinosaurus adalah misteri sampai 30 tahun lalu, yakni
ketika Walter Alvarez, ahli geologi di University of
California-Berkeley, dan ayahnya, Luis, menemukan penyebabnya. Mereka
menyatakan sebuah obyek tak dikenal dari antariksa menghantam bumi dan
menimbulkan kawah besar di kerak bumi di pesisir Yucatan, Meksiko, dan
menyebarkan pecahannya dalam bentuk unsur langka yang disebut iridium.
Teori ini amat kontroversial. Tapi seiring dengan bergulirnya waktu,
mulai mendulang dukungan. Penemuan kawah besar yang disebut Chicxulub
dekat Yucatan Peninsula, ditambah iridium dan pecahan mirip kaca ribuan
kilometer di sekeliling kawah itu, memperkuat ide itu.
Bukti yang mendukung teori tersebut bertambah dengan penemuan David
Nesvorny dan rekannya dari Southwest Research Institute di Bouklder,
Colorado, Amerika Serikat. Pada awal tahun ini, mereka berhasil
mengidentifikasi kelompok baru yang mereka namakan keluarga Baptistina,
sesuai dengan nama asteroid terbesar kelompok itu, yang besarnya
mencapai 40 kilometer. Asteroid pembunuh dinosaurus ada kemungkinan
adalah anggota yang hilang dari keluarga ini, yang terbentuk akibat
tumbukan di bagian dalam sabuk asteroid itu pada 160 juta tahun lampau.
Tim Nesvorny sudah memperhitungkan bahwa asteroid sebesar 10 kilometer
itu telah bertubrukan dengan bumi. Asteroid tersebut adalah satu dari
300 pecahan batu induk yang aslinya mencapai 170 kilometer. Pecahan
lainnya kemungkinan besar menabrak Venus dan bertanggung jawab atas
terbentuknya formasi Tycho, kawah termuda di bulan.
Komposisi Baptistina ini juga cocok dengan pecahan yang ditemukan di
bumi. Para ilmuwan itu juga menghitung kemungkinan adanya asteroid lain
yang menabrak bumi kurang dari 10 persen.
Tabrakan punahkan dinosaurus
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan tabrakan massal di angkasa 160
juta tahun lalu menyebabkan kepunahan dinosaurus. Tumbukan asteroid
menyebabkan reruntuhan beterbangan di Sistem Tatasurya termasuk gumpalan
besar yang menghantam Bumi dan kemudian menyapu dinosaurus.
Tim peneliti dari Amerika Serikat dan Ceko percaya pecahan-pecahan
lainnya menabrak Bulan, Venus dan Mars dan dampak pukulan itu kemudian
menciptakan lubang-lubang. Penelitian yang dilakukan berdasarkan model
di komputer ini dimuat di jurnal Nature.
“Kami yakin ada hubungan langsung antara peristiwa tumbukan ini, hujan
asteroid yang dihasilkan, dan dampak pukulan keras yang terjadi 65 juta
tahun lalu yang diperkirakan menyebabkan dinosaurus punah,” kata Dr Bill
Bottke dari Southwest Research Institute, Boulder, Colorado, Amerika
Serikat.
Sejumlah penelitian sebelumnya membahas hal yang tampaknya merupakan
peningkatan serangan asteroid terhadap Bumi selama 100-200 juta tahun
terakhir, sekitar dua kali lipat dari norma jangka panjang.
Dr. Bottke dan kawan-kawan berusaha membuktikan bahwa peningkatan ini
kemungkinan dipicu oleh gangguan besar dari batu dengan lebar 170
kilometer di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter sekitar 160 juta
tahun lalu.